Halaman

Rabu, 27 Februari 2013

SEPENGGAL AYAT BUAT BAHAN RENUNGAN





Artinya : Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Al-Baqarah : 259)

            Setelah selesai membaca ayat tersebut di atas, ulangi lagi sambil meresapi apa yang tersirat dari ayat tersebut, terutama  kalimat yang dicetak tebal. Resapi dan rasakan sampai ke hati yang paling dalam. Jika terasa merinding atau mungkin badan jadi gemetar, itu pertanda masih ada iman di dada. Iman itulah yang mesti kita pupuk terus-menerus sampai tumbuh subur dalam dada kita selaku makhluk. Makhluk adalah hasil karya Sang Pencipta. Pada makhluk nya saja sedemikian rumit dan luar biasa, apa lagi yang telah menciptakannya. Jadi seandainya kita tidak merasakan apa-apa saat membaca ayat tersebut di atas, kita mesti bertanya pada diri sendiri, kenapa demikian? Padahal kita diciptakan untuk menyembah-Nya. Untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Mengagungkan-Nya, mensyukuri nikmat yang telah diberikan dan kita rasakan.
            Wahai saudara seiman. Saya menulis ini bukan berarti saya merasa paling beriman, paling soleh atau mungkin paling bertaqwa, tapi ini untuk mengingatkan saya sendiri sambil berbagi pada sesama, mudah-mudahan ada manfaatnya. Dan sekalian sambil melatih perasaan untuk lebih sensitif pada keagungan-Nya.
            اَللهُ اَكْبَرْ Maha Besar Allah. Keagungan ada pada-Nya. Tapi kenapa kita selalu lupa. Kita mencintai keluarga seperti mencintai istri/suami, anak, orang tua itu lebih segalanya, padahal yang ada di dunia ini berifat fana, seharusnya mencintai yang ada di dunia ini hanya sekedarnya jangan melebihi rasa cinta kita pada Allah dan Rasul-Nya. Karena dengan rasa cinta kita pada Allah dan rasul-Nya yang melebihi segalanya itu akan membuahkan rasa iman kita pada-Nya yang akan membawa kita pada keselamatan dunia dan akhirat.
            Coba sedikit kita balik ke belakang, coba ingat waktu kita kecil, saat kita dilahirkan sampai sedewasa ini, sadarkah kita siapa yang menumbuhkan tubuh kita. Yang memelihara kita. Lihat lagi bagian tubuh kita yang lain. Rambut di kepala selalu memanjang, setelah sekian lama kita harus memotongnya. Tapi pernahkah kita memotong bulu alis mata, bulu mata, bulu hidung dan yang lainnya, dari kecil sampai setua ini tak pernah panjang, segitu terus. Adapun yang jatuh, itupun tidak bersamaan sekaligus tapi seperti yang bergantian. Saat kita sedang iseng pegang bulu alis ada beberapa helai yang jatuh dan itu akan tumbuh penggantinya. Sehingga bulu alis kelihatan segitu terus seperti yang tidak pernah tanggal. Siapa itu yang mengaturnya? Sadarkah kita bahwa semua itu ada yang mengaturnya.
            Tak pernah tersadarkan mulai bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan saat kita tidur Allah selalu memelihara kita. Siapa yang menghalangi agar semut tidak masuk dalam telinga kita saat kita tidur, siapa yang menggerakan paru kita untuk bernapas menghirup udara segar dan menghemburkan kembali udara yang sudah tidak terpakai lagi, siapa yang selelu melumasi kelopak mata kita sehingga kita bisa mengedip dan melirik kesegala arah tanpa merasa kesat mata kita. Siapa yang selelu  melumasi persendian yang ada diantara sambungan tulang-tulang yang ada pada tubuh kita, siapa yang selalu menggerakan jantung kita untuk memompakan darah sehingga dapat mengalirkan zat-zat makanan yang diserap dari makanan yang kita makan ke seluruh tubuh. Itu semua hanya kehendak yang di atas sana.  سُبْحَنَ اللهkehebatan yang ada pada tubuh kita itu hanyalah sebagian kecil dari kuasa Allah yang gak bisa dilukiskan atau tak ada lagi kata yang pantas untuk menceritakan semua keagungan-Nya. Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak mengagungkan-Nya.
            Demikian sekelumit renungan. Mohon maaf jika ada kurang dan salah. Kurang dan salah semata-mata datang dari pribadi sendiri dan yang betul dan benar adalah data Yang Maha Kuasa. Wallahu a”lam bissawab.