Artinya : Atau apakah (kamu tidak
memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh
menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali
negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun,
kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa lama kamu
tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya telah tinggal di sini sehari
atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal
di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang
belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang
belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah
kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian
Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya
(bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: "Saya
yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Al-Baqarah : 259)
Setelah selesai membaca ayat tersebut di atas, ulangi
lagi sambil meresapi apa yang tersirat dari ayat tersebut, terutama kalimat yang dicetak tebal. Resapi dan
rasakan sampai ke hati yang paling dalam. Jika terasa merinding atau mungkin
badan jadi gemetar, itu pertanda masih ada iman di dada. Iman itulah yang mesti
kita pupuk terus-menerus sampai tumbuh subur dalam dada kita selaku makhluk.
Makhluk adalah hasil karya Sang Pencipta. Pada makhluk nya saja sedemikian
rumit dan luar biasa, apa lagi yang telah menciptakannya. Jadi seandainya kita
tidak merasakan apa-apa saat membaca ayat tersebut di atas, kita mesti bertanya
pada diri sendiri, kenapa demikian? Padahal kita diciptakan untuk
menyembah-Nya. Untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Mengagungkan-Nya, mensyukuri nikmat yang telah diberikan dan kita rasakan.
Wahai saudara seiman. Saya menulis ini bukan berarti saya
merasa paling beriman, paling soleh atau mungkin paling bertaqwa, tapi ini
untuk mengingatkan saya sendiri sambil berbagi pada sesama, mudah-mudahan ada
manfaatnya. Dan sekalian sambil melatih perasaan untuk lebih sensitif pada
keagungan-Nya.
اَللهُ اَكْبَرْ Maha Besar Allah. Keagungan ada pada-Nya. Tapi kenapa
kita selalu lupa. Kita mencintai keluarga seperti mencintai istri/suami, anak,
orang tua itu lebih segalanya, padahal yang ada di dunia ini berifat fana,
seharusnya mencintai yang ada di dunia ini hanya sekedarnya jangan melebihi
rasa cinta kita pada Allah dan Rasul-Nya. Karena dengan rasa cinta kita pada
Allah dan rasul-Nya yang melebihi segalanya itu akan membuahkan rasa iman kita
pada-Nya yang akan membawa kita pada keselamatan dunia dan akhirat.
Coba sedikit kita balik ke belakang, coba ingat waktu
kita kecil, saat kita dilahirkan sampai sedewasa ini, sadarkah kita siapa yang
menumbuhkan tubuh kita. Yang memelihara kita. Lihat lagi bagian tubuh kita yang
lain. Rambut di kepala selalu memanjang, setelah sekian lama kita harus
memotongnya. Tapi pernahkah kita memotong bulu alis mata, bulu mata, bulu
hidung dan yang lainnya, dari kecil sampai setua ini tak pernah panjang, segitu
terus. Adapun yang jatuh, itupun tidak bersamaan sekaligus tapi seperti yang
bergantian. Saat kita sedang iseng pegang bulu alis ada beberapa helai yang
jatuh dan itu akan tumbuh penggantinya. Sehingga bulu alis kelihatan segitu
terus seperti yang tidak pernah tanggal. Siapa itu yang mengaturnya? Sadarkah
kita bahwa semua itu ada yang mengaturnya.
Tak pernah tersadarkan mulai bangun tidur sampai tidur
lagi, bahkan saat kita tidur Allah selalu memelihara kita. Siapa yang
menghalangi agar semut tidak masuk dalam telinga kita saat kita tidur, siapa
yang menggerakan paru kita untuk bernapas menghirup udara segar dan
menghemburkan kembali udara yang sudah tidak terpakai lagi, siapa yang selelu
melumasi kelopak mata kita sehingga kita bisa mengedip dan melirik kesegala
arah tanpa merasa kesat mata kita. Siapa yang selelu melumasi persendian yang ada diantara
sambungan tulang-tulang yang ada pada tubuh kita, siapa yang selalu menggerakan
jantung kita untuk memompakan darah sehingga dapat mengalirkan zat-zat makanan
yang diserap dari makanan yang kita makan ke seluruh tubuh. Itu semua hanya
kehendak yang di atas sana. سُبْحَنَ اللهkehebatan
yang ada pada tubuh kita itu hanyalah sebagian kecil dari kuasa Allah yang gak
bisa dilukiskan atau tak ada lagi kata yang pantas untuk menceritakan semua
keagungan-Nya. Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak mengagungkan-Nya.
Demikian sekelumit renungan. Mohon maaf jika ada kurang
dan salah. Kurang dan salah semata-mata datang dari pribadi sendiri dan yang
betul dan benar adalah data Yang Maha Kuasa. Wallahu a”lam bissawab.