Halaman

Minggu, 14 Juli 2013

PUASA DALAM LINTASAN SEJARAH

Tahukah anda bahwa puasa tidak hanya diwajibkan kepada Nabi Muhammad saw dan umatnya saja. Jauh sebelum Nabi Muhammad saw kewajiban puasa telah disyariatkan. Hanya saja penerapan syariatnya berbeda-beda. Samirah Sayyid Sulaiman Bayumi, tokoh fiqih kontemporer dari Mesir, mencatat beberapa perbedaan syariat itu. Menurut catatannya, Nabi Nuh berpuasa sepajang tahun, Nabi Daud juga berpuasa dengan cara sehari puasa sehari buka dan begitu seterusnya. Nabi Isa puasa satu hari, dan dua hari berbuka atau lebih. Nabi Muhammad puasa sebulan penuh di Bulan Ramadhan dan dilakukan hanya pada siang hari saja.
Sumber lain menyebutkan, orang Mesir kuno pun sebelum mengenal agama samawi telah mengenal puasa. Dari mereka praktik puasa beralih ke orang-orang Yunani dan Romawi, puasa juga dikenal dalam agama penyembah binatang, demikian juga agama Budha, Yahudi dan Kristen.
Ibn Nadim dalam bukunya al-Fahrasat, sebagaimana dikutip dalam Qurais Shihab dalam tafsir al-Misbah menyebutkan. Agama para penyembah binatang berpuasa tiga puluh hari dalam setahun, ada pula puasa sunah sebanyak 16 hari dan ada juga puasa 27 hari.
Puasa mereka sebagai penghormatan kepada bulan, juga kepada bintang mars yang mereka percaya sebagai bintang nasib dan juga kepada matahari.
Dalam agama budha pun dikenal puasa sejak matahari terbit sampai terbenam. Mereka puasa 4 hari dalam sebulan, yaitu pada hari pertama, kesembilan, ke limabelas dan ke duapuluh. Mereka menamainya uphosatha. Orang Yahudi mengenal puasa selema 40 hari, bahkan dikenal beberapa macam puasa yang dianjurkan bagi penganut-penganut agama ini, khususnya untuk mengenang nabi-nabi atau peristiwa penting dalam sejarah mereka.
Agama kristen juga demikian. Walaupun dalam kristen perjanjian baru tidak ada isyarat tentang kewajiban puasa, tetapi dalam praktek keberagamaan mereke dikenal aneka ragam puasa yang ditetapkan oleh pemuka-pemuka agama.
Dalam al-Quran jelas tertera perintah puasa yang tepatnya terletak pada QS. Al-Baqarah ayat 182 :  

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaiman
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Dari ayat di atas jelas terlihat bahwa puasa itu telah dikenal sebelum adanya Nabi Muhammad saw (……..sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu).
Dilihat secara medis, puasa itu sangat baik untuk menjaga kesehatan. Bahkan para dokter dan paramedis lainnya menganjurkan kepada pasien untuk berpuasa sebelum melakukan cek darah di laboratorium ataupun sebelum melakukan operasi.
Allah azzawazala menjanjikan akan melipatgandakan pahalan ibadah orang yang sedang puasa di bulan Ramadhan. Dan masih banyak lagi keuntungan bagi orang yang melakukan puasa. Seperti dengan berpuasa kita akan terhindar dari dosa menggunjing, dosa mencemoohkan orang lain dan lain-lain.
Itulah sekelumit puasa, sejarahnya dan manfaatnya. Mudah-mudahan ada manfaatnya, terutama bagi yang mencutat khususnya dan bagi orang yang membacanya. Amin.
Wallahu a’lam bissawab.
(Dicutat dari Hidayah Sebuah Intisari Islam Edisi 51 Oktober 2005).