Kalimat
judul di atas mengandung pengertian bahwa nikmat Tuhan yang kita rasakan sangat
banyak, bahkan mungkin tidak dapat kita sebutkan satu persatu. Maka dari itu
alangkah bodohnya jika kita terus meratapi derita atau kepahitan atau cobaan
hidup yang kita rasakan, padahal jika kita persentase antara nikmat yang
diberikan oleh Tuhan pada kita dengan cobaan dan kepahitan yang kita alami
mungkin persentase kepahitan atau derita hanyalah sebagian kecil saja.
“Nimat
Tuhan kmau manakah yang kamu dustakan?” Ayat tersebut di Surat Ar-Rahman ada
sekitar 30 kali diulang, artinya bahwa kita itu tidak pernah lepas dari kasih
saying Tuhan, tidak pernah lepas dari nikmat Tuhan, jadi alangkah salahnya jika
kita terus meratap dengan derita yang tidak seberapa dibandingkan dengan nikmat
yang kita terima.
Untuk
sebuah renungan, disini ada beberapa bukti nyata yang penulis kutif dari sebuah
buku Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai Karya Dr. Suroso Adi Yudianto, M.Pd
terbitan Mughni Sejahtera yang bunyinya :
“Coba
perhatikan alat-alat gerak yang anda miliki, dan bandingkan dengan alat-alat
gerak pada organisme lainnya!. Alat gerak pada manusia adalah sangat fleksibel,
mudah digerakan ke segala arah, dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan
lingkungan (darat, air dan udara). Hal ini tidak terdapat pada alat gerak hewan
selain manusia apapun jenis hewannya. Nikmat Tuhan manakah yanag kamu
dustakan?. Coba kaji lagi bentuk tubuh manusia jika dibandingkan dengan bentuk
tubuh hewan lainnya, maka bentuk tubuh manusialah yang paling sempurna, maka
sepatutnyalah kita bersyukur kepada yang telah mencciptakan kita.
Dalam
menjalani kehidupan ini, manusiaa mesti berpikir kritis agar tidak salah langkah
dan jatuh ke jurang kenistaan yang serendah-rendahnya. Perkembangan otak
manusia akan mencapai puncak tertinggi dibandingkan dengan perkembangan otak
hewan lainnya. Manusia memiliki akal dan pikiran yang mampu menjangkau ke
bidang metafisika, yaitu mampu memikirkan tentang adanya zat Allah, Tuhan
pencipta alam walaupun hanya dengan pengamatan dan penghayatan terhadap apa
yang ada disekelilingnya. Dengan menggunakan akal manusia mesti membaca apa-apa
yang ada disekelilingnya. Manusia bias jatuh ke jurang kenistaan yang
serendah-rendahnya, hal ini bias terjadi jika manusia tidak menggunakan akal
pikirannya secara kritis terhadap apa yang dihadapinya / dilakukannya dan
dampak dari tindakannya itu.
Bila
kita mampu berpikir kritis terhadap masalah sekelilingnya, maka Insya Allah
kita akan tergolong orang yang beriman dan beramal soleh yang akan mendapat
pahala tiada putus-putusnya sebagaimana disebut dalam QS. At-Tiin ayat 6 :
“Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”
Selanjutnya
firman Allah pada QS. Al-Ashr : 1-3
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Dalam kenyataannya ayat-ayat ini mudah diucapkan dan mudah
dipahami, tapi sangat jarang yang bisa menghayatinya. Dengan bekal nafsunya
manusia sering kali tidak memiliki kesabaran dalam menegakan kebenaran, apalagi
keimanan yang masih rendah, maka akan sulit dapat mengamalkannya. Untuk bisa
mengamalkan auat-ayat di atas maka manusia mesti menggunakan kemampuan berpikir
kritisnya dalam melakukan segala tindakannya agar tidak menyesak di kemudian
hari.
Nikmat Tuhan manakah yang akan kamu dustakan. kalimat tersebut adalah bukti bahwa yang namanya nikmat Tuhan yang diberikan kepada makhluk-Nya adalah tidak terhitung jumlahnya, tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata akan kenikmatannya dan tidak bisa digambarkan dalam bentuk apapun. Yang jelas, kita sebagai makhluk Tuhan yang mengakui akan kekuasaan-Nya haruslah menyadari akan hal itu. Dan alangkah lebih baik lagi jika kita bisa mensyukurinya serta taat akan perintah-Nya.
Allahu akbar. Allah Maha Besar. Laaila haa Illallah. Tiada Tuhan selain ALLAH. Lahaola wala quwwata illa billah. Tiada daya dan upaya kecuali seizin Allah.
Wahai saudara seiman dan seagama, marilah kita tegakan ISLAM. Kita pererat tali silaturaim. Kita tingkatkan keimanan. Kita ciptakan perdamaian di muka bumi ini. Kita bantu yang lemah.
Mohon maaf jika ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan bagi pembaca. Saya hanya sebatas ingin menyebarkan da'wah, mengammalkan sedikit ilmu. Sama sekali tidak bermaksud untuk menggurui. Kesalahan adalah akibat kebodohan dan ketidaktahuanku sedangkan yang benar adalah semata-mata datang dari ALLAH SWT. Wallahu a'lam bissawab. Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar